Jumat, 22 Juli 2011

Sebuah artikel di M+ minggu ini mengabarkan, Kawasaki mempercayai Ibnu Sambodo menangani tim supersportnya yang akan terjun di ajang PARRC. Tim ini akan menerjunkan pembalap M. Fadli dan Fujiwara asal Jepang. M. Fadli sendiri ane nilai sebagai pembalap supersports terbaik Indonesia saat ini. Masuknya suhu korek terbaik Indonesia saat ini, Pakde, alias Ibnu Sambodo yang juga aktor intelektualnya tim Manual Tech dari Yogyakarta, semakin menjamin daya gedor Kawasaki di ajang Supersport Asia ini. Dengan hadirnya Tim Ijo ini, sepertinya PARRC tidak lagi menjadi balapan one make race Yamaha R6.
Tanggal 8 Januari ini, bahkan Ibnu Sambodo dan Kawasaki dikabarkan melakukan latihan tertutup di Malaysia  untuk melihat perkembangan riset motor 600 cc mereka (Sentul ancur sih…ayo, buruan dong ngaspalnya…). Seperti yang duluuu sudah dibahas, ZX-6R sudah seimbang lah dengan R6, bahkan beberapa media menganggapnya sebagai yang terbaik di kelas supersport. Artinya, kita bisa berharap lumayan tinggi kepada M. Fadli.
Bagaimana dengan Ibnu Sambodo, best tunner Indonesia saat ini (Menurut versi Sesat Awards-red)? Blog sesat yakin Pakde, sapaan akrab Ibnu Sambodo,  cukup mumpuni untuk itu, meskipun selama ini lebih dikenal sebagai tunner bebek. Doi bukan orang yang gaptek, doi bisa memanfaatkan teknologi, jago riset dan jago setting! Terbukti, ketika di Suzuki, Suzuki yang juara…Ketika di Kawasaki, giliran Kawasaki yang juara! Terlebih lagi di sirkuit besar macam Sentul, korekan Pakde semakin tak terkejar!
Bagaimana di PARRC nanti? Soal menaikkan tenaga, bebek saja di tune up dari 8 dk menjadi 24 dk, nah, kalau mainan supersport, bisa-bisa tenaga 120 dk jadi 260 dk tuh kalau korekannya seextrem mentune-up bebek! Bisa-bisa Jeremy Burgess minta berguru sama Pakde hihihi…
Permasalahan yang blog sesat lihat disini adalah, apakah talenta Pakde akan terpakai maksimal? Sebab, di PARRC aturannya ketat, ubahan motor bisa dibilang minim! Sedangkan kekuatan Pakde yang paling sakti adalah mendongkrak power motor! Bisa-bisa kreatifitas Pakde mati karena terbentur regulasi! Namun, di sisi lain, Pakde masih bisa belajar hal-hal lain yang penting dalam balapan, misalnya setting ban dan suspensi moge. Pengalaman inilah yang penting kedepannya kalau kita mau terjun ke supersports dengan porsi lebih besar.
Untuk memanfaatkan otak tuner pentium 7 Ibnu Sambodo, Kawasaki sebaiknya menyiapkan 2 motor dengan standard tune up berbeda. Motor pertama yang di tune-up untuk balap PARRC, sedangkan motor kedua adalah wahana tempat Pakde berkreasi bebas! Atau minimal memakai satndard tuning WSS yang jelas-jelas lebih longgar! Saat latihan, ada baiknya pembalap menggunakan motor yang bertenaga jauh lebih besar, sehingga refleks mereka plus instingnya meningkat, sehingga ketika race menggunakan motor yang lebih jinak, mereka bisa lebih memaksimalkan kemampuan motor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar